Kamis, 11 Desember 2014

Nikmat Lima Puluh Ribu Dirham

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya 'Ulumiddin menceritakan:
Ada seorang lelaki yang mengeluhkan kemiskinan dan kesusahannya kepada seorang yang sholeh. Orang sholeh ini kemudian berkata kepadanya:
"Maukah kau menukar kedua matamu dengan sepuluh ribu dirham?"
"Tidak", jawabnya..

"Bagaimana jika kau diberi sepuluh ribu dirham tetapi menjadi bisu?"
"Wah, tentu saja tidak mau..."
sahut lelaki itu,

Orang sholeh itu bertanya lagi, "Maukah kau menukar kedua tangan dan kakimu dengan dua puluh ribu dirham?"
"Tidak, tidak..."
kata lelaki tadi,

"Maukah kau menjadi gila, tetapi kemudian diberi sepuluh ribu dirham?"
"Wah, tidak...tidak..."


"Apakah kau tidak malu, mengeluhkan Allah padahal dia telah memberimu anggota tubuh seharga lima puluh ribu dirham?" ujar orang sholeh tersebut.

Demikianlah kebanyakan sifat kita para manusia, saat memperoleh limpahan nikmat, kita lupa dan tidak menyebut-nyebutnya. Akan tetapi, saat ujian dan hal-hal yang tak menyenangkan tiba, lisan kita pun segera mengeluh tanpa henti.

Kita mengeluh saat kepala kita pusing, tetapi kita tidak bersyukur ketika kepala kita sehat. Seolah-olah kalo kepala kita sehat itu hal yang wajar dan menjadi hak kita. Kalau sakit itu menjadi musibah buat kita.
Kita lupa bahwa kenikmatan maupun kesusahan itu semua adalah pemberian dari Allah.

Mari bersama-sama kita belajar selalu bersyukur...


Dipetik dari buku: 
SYUKUR
Bahagia Tanpa Henti
Karangan Habib Naufal Bin Muhammad Alaydrus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar